Thursday, December 27, 2012

Analitycal Psychology (Teori Kepribadian Carl Gustav Jung)



3 level dari kesadaran menurut Jung:
a. Consciousness and the ego
Menurut Jung, consciousness dan ego tidak saling berhubungan,  Jung memandang ego adalah pusat daripada consciousness, tetapi bukan pusat dari kepribadian. Ego akan bersatu dengan self, yang adalah pusat dari kepribadian dan yang tidak sadar (unconscious). Oleh karena itu, aspek kesadaran (consciousness) berperan sangat kecil dalam analytical psychology

b. The personal unconscious and it’s complex
Personal unconscious berfungsi untuk mengumpulkan semua pengalaman yang ter repress, terlupakan atau yang tersublimasi dari seseorang individu. Terdiri atas memori ter-repress yang belum dewasa, kejadian yang terlupakan, dan pengalaman yang berada di bawah level kesadaran. Personal unconscious ini  dibentuk oleh pengalaman individual dan oleh karena itu unik. Beberapa gambaran dalam personal unconscious ini ada yang dapat dengan mudah  diingat, sulit ataupun dibelakang kesadaran. Isi-isi dari personal unconscious dinamakan kompleks-kompleks (complexes) . Kompleks adalah sebuah sebuah konglomerasi emosi kuat yang berasosiasi dengan ide-ide. Contohnya, pengalaman seseorang terhadap ibunya dapat menjadi terkelompok di sekitar pusat emosi. Kompleks-kompleks sangat bersifat personal, namun mereka dapat berasal dari pengalaman kolektif kemanusiaan.
c.      
cc.Collective Unconscious
Ide yang kontroversial dari Jung, menyatakan bahwa collective unconscious berasal dari nenek moyang kita sebelumnya. Jung menyatakan bahwa kultur di dunia hampir sama karena adanya satu nenek moyang. Collective unconscious ini tidak dorman tetapi aktif dalam mempengaruhi pemikiran, emosi serta aksi seseorang. Collective unconscious ini tidak menekankan pada pewarisan tetapi pada kecenderungan bawaan dalam kita setiap kali pengalaman  merangsang respon biologis yang diwariskan. Contohnya, seorang ibu akan memberikan kasih sayang kepada anaknya yang baru dilahirkan. Respon ini  adalah bawaan yang berpotensi atau diwariskan, tetapi dibutuhkan pengalaman individu sebelum itu aktif.

Archetypes
Archetypes adalah suatu gambaran kuno yang diperoleh dari collective unconscious. Hampir sama seperti complexes yang berhubungan dengan emosi intensif. Archetypes ini berbeda dengan instinct yang didefinisikan Jung sebagai impuls fisik yang tidak sadar dan dinyatakan melalui aksi.  Jung memandang archetypes ini sebagai pasangan fisik dari instinct. Archetypes dan instinct ini adalah dari ketidaksadaran dan keduanya dapat menguatkan kepribadian. Archetypes ini memiliki basis biologis tetapi sebenarnya berasal dari pengalaman-pengalaman yang diulang oleh nenek moyang manusia. Ketika pengalaman manusia berkorespondensi dengan gambarn primodial yang laten, maka archetypes akan aktif. Archetypes ini sangat banyak dan berpotensi muncul.
Archetypes ini tidak bisa diwakili secara langsung, tetapi ketika aktif, ia akan mengekspresikan dirinya melalui beberapa bentuk, seperti mimpi utama, fantasi, dan delusi. Mimpi adalah sumber utama dari archetypal materi. Mimpi ini dapat menghasilkan motif-motif yang tidak diketahui oleh subjek yang adalah pengalaman pribadinya.
Beberapa konsep dari archetypes :
a.       Persona
Orang-orang di dunia ini memakai persona (topeng). Jika kita terlalu tahu dengan persona kita, maka kita akan tinggal tidak sadar terhadap individualitas dan terhalang untuk mendapatkan self-realization . Jika kita terlalu mengidentifikasi persona kita, maka kita akan kehilangan kontak dengan diri yang ada di dalam dan tetap bergantung pada harapan masyarakat pada kita. Supaya tetap sehat, kita harus menyeimbangkan antara permintaan lingkungan dan apa kita adanya. Ketika kita tidak menghiraukan persona kita, maka kita akan menjadi boneka masyarakat, tetapi ketika kita terlalu fokus pada persona kita, maka kita meremehkan pentingnya lingkungan kita.

b.      Shadow
Shadow adalah sebuah jenis archetypes dari kegelapan dan repressi yang merepresentasikan  kualitas yang tidak ingin diakui dan kita berusaha untuk menyembunyikannya dari diri kita sendiri dan orang lain.  Jung mengatakan bahwa kita harus mengetahui bagaimana cara kita berjuang melawan shadow ini. Kita lebih mudah memproyeksikan keburukan dari kepribadian kita kepada orang lain, yang kita tolak untuk kita lihat pada diri kita. Kita tidak sadar akan shadow kita tetapi kita lebih sering sadar akan sisi baik dari kepribadian kita. Orang yang tidak pernah menyadari shadow nya menurut Jung adalah orang yang memiliki hidup yang tragis dan tidak berani.

c.       Anima
Jung percaya seperti Freud bahwa manusia secara psikologis adalah biseksual dan memiliki sisi feminimitas dan maskulinitas. Sisi feminim dari seorang laki-laki berasal dari collective unconscious yang adalah tertinggal untuk melawan kesadaran. Beberapa laki-laki  mengenali anima mereka dengan sangat baik sehingga mereka memerlukan keberanian yang besar dan lebih sulit untuk mengenali shadow mereka. Untuk menguasai anima ini, laki-laki harus menang terhadap tembok intelektual, menyelidiki secara jauh dalam ketidaksadaran mereka dan menyadari feminisme dari kepribadian mereka. Jung percaya bahwa anima berasal dari pengalaman laki-laki yang pertama dengan wanita seperti dengan ibu, saudara perempuan dan orang yang mereka cintai yang terkombinasi menjadi satu generalisasi terhadap wanita. Anima ini juga dapat muncul dalam bentuk mood atau feeling . Ketika laki-laki sedih, ia tidak pernah mengakuinya,dimana saat itu, sisi feminitas sedang bekerja dan laki-laki akan berusaha menjelaskan secara maskulinitas.
d.      Animus
Animus adalah acrchetypes dari wanita yang bersifat maskulinitas. Animus adalah simbolik dari pemikiran dan beralasan serta dapat mempengaruhi pemikiran seorang wanita yang sebenarnya bukan punya dia. Dalam menajalankan hubungan antara laki-laki dan wanita, wanita mempunyai resiko yang diproyeksikan sebagai pengalamannya dengan ayahnya,saudara laki-lakinya, orang yang ia cintai, puteranya, ataupun dengan orang yang ia tanpa curiga. Pengalaman personalnya dengan laki-laki,yang dipendam di dalam personal unconscious, akan muncul dalam hubungannya dengan laki-laki. Jung percaya bahwa, animus inilah yang memicu pemikiran dan opini yang seperti laki-laki,seperti halnya anima bagi laki-laki dalam hal mood dan feeling.

e.       Great Mother
Konsep ini ada sisi negatif dan positifnya. Menurut Jung, great mother ini merepresentasikan dua kekuatan, yakni fertilitas dan pemeliharaan (fertility and nourishment) serta kekuatan dan kehancuran(power and destruction) pada sisi lainnya. Dia dapat memproduksi kehidupan dan menjaga kehidupan (fertility and nourishment) dan di sisi lainnya, ia dapat menelan ataupun mengabaikan anaknya (power and destruction). Ia dapat digambarkan sebagai pohon, kebun,laut, surga, rumah, negara, gereja, ataupun alat berongga lainnya pada penggambaran fertility and nourishment,sedangkan pada power and destruction, dapat digamabarkan sebagai penyihir, ibu tiri, godmother, the Mother of God, Mother Nature, Mother Earth

f.       Wise old Man
Archetypes dimana kebijakan, arti dan simbol manusia  adalah pengetahuan yang sudah ada sebelumnya dan bersifat tidak sadar serta tidak bisa dirasakan melalui pengalaman individual. Politikus yang bersifat authoritatif tetapi bukan authentik sering kedengaran sensitif dan bijak kepada yang lain. Architypes ini sering dipersonafikasi sebagai ayah, kakek, guru, filsuf, doktet, pendeta. Menurut Jung, ia akan muncul seperti raja, penyihir, dalam dongeng untuk menolong orang yang baik (protagonist).

g.      Hero
Hero adalah archetypes yang direpresentasikan dalam mitos dan legenda sebagai orang yang kuat dalam melawan kejahatan pada naga, monster, ataupun iblis. Hero mempunyai kelemahan, seorang yang tidak mempunya ikelemahan tidak dapat menjadi hero. Pada akhirnya, bagaimanapun, seorang hero akan dikalahkan oleh seorang yang nampaknya biasa saja. Contohnya adalah cerita Achilles. Konsep ini muncul ketika terpesona dengan film tentang pahlawan, novel, dan program telivisi. Hero inilah yang serong kali menjadi  model ideal  bagi kepribadian. Menurut Jung, hero ini berasal dari awahl sejarah manusia, dimana mulainya muncul kesadaran

h.      Self
Self adalah disposisi bawaan yang menekankan tiap orang untuk bertumbuh, berkembang, kesempurnaan serta kelengkapan. Menurut Jung, self ini adalah archetype dari semua archetypes dan yang paling komprehensif. Self ini  menyatukan semua archetype dalam suatu proses yang dianamakan self-realization. Dia disimbolisasikan sebagai ide seseorang dalam kesempurnaan, kelengkapan dan keutuhan, tetapi simbol pokoknya adalah mandala,  simbol dimana sebuah lingkaran berada di dalam persegi atau sebaliknya atau berbagai figur konsentris lainnya. Mandala menunjukan suatu collective unconscious untuk kesatuan, keseimbangan dan keutuhan.





Self termasuk dalam personal unconscious dan collective unconscious. Pada gamabr diatas, ego (consciousness) ada pada lingkaran luardan hanya bagian kecil dari kepribadian total. Sedangkan personal unconscious ada pada lingkaran tengah, dan collective unconcious ada pada lingkaran tengah dalam. Persona, shadow, animus dan anima yang tergambar dalam mandala ini dan mempunyai porsi yang sama. Setiap archetype ini adalah bagian dari conscious, collective conscious dan personal conscious. Pada kebanyakan orang, persona lebih disadari daripada shadow serta lebih mudah diakses.

Self-realization (individuation)
Self-realization adalah suatu kondisi kesehatan psikologis yang berasal dari integrasi dari semua aspek kesadaran dan ketidaksadaran dari kepribadian. Artinya adalah dimana semua komponen psikologi berfungsi sebagai satu kesatuan dan tidak ada yang diam. Orang yang telah mencapai self-realization berarti telah meminimalisir persona, mengenal anima, mencapai keseimbangan antara extrovert dan introvert. Keempat functions tadi juga telah mencapai posisi superior. Self-realization ini sangat jarang tercapai dan hanya bisa tercapai oleh orang yang dapat menyatukan ketidaksadaran mereka dengan kepribadiannya. Keadaan ini tidak pernah dicapai dibawah tengah hidup, hanya dicapai oelh orang yang dapat menggantikan ego mereka dengan self. Orang tersebut harus mengizinkan unconscious self menjadi pusat dari kepribadian. Orang yang telah self-realized harus dapat menyeimbangkan antara dunia internal dan eksternal mereka. Kunci dari self-realization ini adalah keseimbangan antara semua aspek dari kepribadian.

Dynamics of Personality
Causality dan Teleology
Jung mengatakan bahwa moticasi berasal dari causality dan teleology. Jung mengkritik teori dari Freud yang terlalu menekankan kausalitas(causality) pada masa kecil manusia. Menurutnya, ada teleology yang merupakan tujuan dari seseorang untuk ke depannya dan yang sedang memegang masa sekarang.
Progression dan Regression
Progression adalah penyesuaian dunia luar yang melibatkan aliran energi fisik,sedangkan penyesuaian dengan dunia dalam yang bergantung pada aliran balik dari energi fisik disebut dengan regression. Keduanya ini sangat berpengaruh pada pencapaian pertumbuhan individu atau self-realization. Progression cenderung mempengaruhi seseorang untuk  bereaksi konsisten dan yang berdasarkan lingkungan,sedangkan regression diperlukan untuk langkah mundur dalam kesuksesan pencapaian sebuah tujuan. Regression mengaktifkan ketidaksadaran dan solusi bagi banyak masalah.
Psychological Types
Attitudes
Didefinisikan sebagai predisposisi untuk bertindak dan bereaksi dalam sebuah karateristik tujuan. Menurutnya, setiap orang mempunyai sisi introvert dan sisi extrovert
a.       Introvert
Ciri-ciri dari introvert, yakni :
1.      Berorientasi pada subjektif
2.      Fokus pada kehidupan dalam diri mereka seperti mimpi,fantasi, persepsi individual mereka.
3.      Mempersepsi dan menyeleksi dunia luar dengan pandangan subjektif mereka sendiri.
b.      Extrovert
Ciri-ciri extrovert, yakni :
1.      Berorientasi secara objektif
2.      Lebih banyak dipengaruhi oleh dunia luar mereka daripada dunia dalam mereka (inner world)
3.      Bersifat lebih sosial dan lebih mudah bergaul



Functions
Function adalah tipe-tipe dari orang berdasarkan fungsi yang sering mereka jalankan dalam kehidupan sehari-hari
a.       Thinking
Ciri-ciri :
·         Extrovert
1.      Bersifat objektif
2.      Berfokus pada pemikiran mereka dan menyampaikan pemikiran mereka dalam bentuk abstrak.
Contohnya : matematikawan, akuntan
·         Introvert
1.      bereaksi dengan stimuli luar dan menginterpretasikannya secara subjektif
2.      Hasilnya dapat berupa pemikiran misterius yang sangat individual dan kdang tidak berguna
Contohnya :filsuf, investor
b.      Feeling
Feeling ini berbeda dengan emosi, pada feeling ini tidak terdapat konten emosi. Feeling adalah evaluasi dari setiap kegiatan yang disadari
·         Extrovert
1.      Objektif dalam mengevaluasi
2.      Mudah dalam situasi sosial,tahu apa yang harus dikatakan dan bagaimana caranya.
3.      Biasanya disukai orang karena kemampuan sosial mereka
4.      Dalam conform dengan sosialnya, ia dapat berlaku tidak sungguh-sungguh, ataupun dibuat-buat, atau tidak dapat diharapakan.
Contohnya :politikus, pebisnis
·         Introvert
1.      Subjektif dalam mengevaluasi
2.      Memiliki hati nurani
3.      Mengabaikan opini tradisional dan kepercayaan, menyelesaikan sesuatu secara berbeda
Contoh : ahli kesenian
c.       Sensing
·         Extravert
1.      Merasakan stimuli external secara objektif
2.      Sensasi mereka tidak dipengaruhi besar oleh sikap subjektif mereka
Contoh : wine taster, tukang cat
·         Introvert
1.      Memakai penilaian subjektif
2.      Cukup egois
Contoh : artis, musisi klasik
d.             Intuiting
·         Extravert
1.      Berorientasi pada fakta di dunia eksternal
2.      Merakasan secara tidak sadar
Contoh : investor
·         Introvert
1.      Dipimpin oleh ketidaksadarannya yang cukup subjektif
2.      Intuisi subjektid sangat kuat dan dapat mengubah keputusan berskala besar
Contoh : agamawan
Stages of Development
1.      Childhood
a.       Fase anarchic
Kesadaran yang kacau balau dan sporadis, kadang fae ini masuk ke kesadaran sebagai gambar yang utama, dan sulit untuk diverbalkan. “Islands of consciousness” mungkin ada tetapi belum ada koneksi antar pulau
b.      Fase monarchic
Perkembangan dari ego dan awal dari berpikir logis dan verbal. Anak-anak cenderung melihat diri mereka secara objektif dalam menilai diri mereka sebagai orang ketiga. “Islands of consciousness” menjadi lebih besar dan lebih banyak serta adanya ego primitif. Ego dirasakan sebagai objek, tetapi tidak sadar bahwa ia sendiri adalah perasa.
c.       Fase dualistic
Ego menjadi tebagi atas subjektif dan objektif. Anak dapat menyatakan diri mereka sebagai orang pertama dan menyadari adanya pemisahan individu. “Islands of consciousness” menjadi tersambung dan dihuni oleh ego kompleks yang menyadari dirinya sebagai objek sekaligus subjek.

2.      Youth
Dari pubertas hingga tengah hidup dinamakan youth .Mereka akan berusaha mendapatkan kemerdekaan, mencari teman, membangun keluarga dan mendiami tempat lain. Di masa ini dimana adanya peningkatan aktivitas, eksualitas, kesadaran, rekognisi masalah yang pada waktu kecil telah tiada. Kesulitan yang ada adalah mereka sulit mengetahui kesadaran waktu anak-anak dan menghindari masalah yang pada sekarang ini. Keinginan untuk hidup pada waktu masa lalu dinamakan conservative principle

3.      Middle life
Menurut Jung, berada pada 35-40 tahun, dimana perkembangan kehidupan mulai menurun. Jika mereka menahan moral sosial yang ada pada kehidupan dulu mereka, mereka akan menjadi fanatik dan kaku dalam mencoba menahan kelincahan dan bentuk fisik mereka. Mereka mungkin tertekan untuk mempertahankan penampilan dan gaya hidup muda mereka.

4.      Old Age
Pada tahap ini, seseorang akan taku untuk mati. Jung percaya bahwa kematian adalah tujuan dari hidup



 jgn lupa membaca biografi Carl G. Jung ya, biar tahu latar belakang teorinya dan perspektif nya..hehehe...thnx 4 reading...










Sumber :
Feist – Feist. 2008. Theory of Personality, 7th edition. United States : Mc Graw Hill
Schultz-Schultz. 2009. Theories of Personality, 9th edition. United States : WADSWORTH

Tuesday, January 3, 2012

Kesaksianku, Tuhan membuka jalan part 2

Post berikut ini adalah sambungan dari post sebelumnya dengan judul "Kesaksianku,Tuhan membuka jalan"
Setelah saya lulus SNMPTN 2011 di UNPAD,saya pada awalnya saya senang...

Setelah mengetahui saya lulus pada SNMPTN 2011 untuk Psikologi UNPAD, saya sangat senang...tapi masih ada banyak masalah yang harus dihadapi. Masalah-masalahnya adalah soal ekonomi untuk hidup disana, dan kerelaan orang tua melepas saya ke sana.

Bisa dibilang, ekonomi keluarga saya bercukupan. Ayah dan ibu saya sudah berpisah sehingga ekonomi keluarga saya timpang-timpangan. Tapi untung lah Tuhan memakai pamanku untuk membantu ekonomi kami. Tuhan selalu mengirimkan banyak orang untuk memberkati kami dengan berbagai cara. Kami tidak pernah berkekurangan. Memang benar Dia adalah Jehovah Jireh,Allah yang menyediakan dan memelihara serta mencukupkan. Selalu tidak pernah terlambat petolonganNya kepada kami.

Saya mulai harap-harap cemas bagaimana ini, padahal sudah lulus, tapi terancam tidak pergi karena masalah biaya pertama. Namun ,saya teringat dengan nubuat dan janji Tuhan kepadaku "Tuhan akan membuka jalan"
Saya pun menjadi yakin kembali, tetapi masih ada khawatir. Besoknya saya mulai menceritakan kepada pamanku kalau aku lulus di UNPAD. Tanggapannya negatif karena di sana aku bakalan sendiriian, tidak ada keluarga. Memang bagi dia masalah biaya tidak menjadi persoalan sebab sebelumnya dia sudah mengatakan bahwa mau membantu biaya kuliahku di Medan. Aku sangat down seteleah itu. ditambah lagi besoknya tanggapan dari family-family makin negatif. Aku stress, maag ku kambuh, aku  down.

Aku hanya bisa berdoa, berharap dan berserah. Pada saat itu, gerejaku juga lagi mengadakan retreat dengan tema "Youth of Influence". Aku sudah tidak bersenmanat untuk ikut. Namun, ibu gembala mengingatkanku dan menguatkanku. Akhirnya aku ikut juga retreat itu dengan sedikit kecemasan dengan masalahku itu. Di akhir retreat, aku tidak pernah menyesal, karena ternyatta retreat itu sangat bermanfaat dan di retreat itu Tuhan berbicara kepadaku. Sebab retreat itu adalah suatu trainning dari Tuhan untuk mengajarkan ku untuk menjadi terang dan garam di UNPAD.

Seminggu pun berlalu,dan retreat pun selesai. Aku balik ke rumah dan khawatir, kecemasan pun kembali menyerang. Setelah retreat itu, Tuhan menunjukan jalan yang telah dibukanya. Mamanya temanku, yang adalah seorang dokter bersedia memberiku beasiswa untuk ke Psikologi UNPAD. Aku sangat senang dan kembali bersemangat. Uang saku dibiayai juga oleh family dokter itu, uang kosan ku di biayai sama teman dokter itu yang juga adalah dokter. Begitu juga tiket pesawat dan lain sebagainya. Akhirnya, pamanku mengizinkanku dan family-family ku merelakan aku pergi. Bahkan, pamanku juga memberi ku uang saku tambahan tiap bulan.

Akhirnya, sekarang saya adalah mahasiswa Psikologi Universitas Padjadjaran semester 1 menuju semester 2. Pelajaran yang dapat diambil adalah bahwa dalam keadaaan sesulit apapun, tetap percaya dan berserah. Tuhan tidak pernah melalaikan janjinya seperti dalam surat 2 Petrus 3:9. Tuhan selalu menyediakan dan mencukupkan.

Thnx 4 reading...Gbu

Susahnya menjadi anak kost...

Tentu saja bukan hal yang mudah menjadi seorang anak kostan. Berbagai halangan dan rintangan selalu mengancam. Hidup sendiri, family jauh dari kita. Kadang kesepian sendiriian di kostan.

Kesulitan-kesulitan sebagai anak kost itu seperti berikut :
1. Manage keuangan
Sebagai anak kostan tentu saja kita diberi uang saku atau tidak bagi yang sudah bekerja. Untuk survive kita harus pandai-pandai memanage uang yang ada. Jika uang habis sebelum dikirim pada akhir bulan, mau gimana jadinya??? Makan batu kali..

2.  Makanan
Kalau kita di rumah bersama orang tua, biasanya kita dimasakin sama orang tua. Namun, sebagai anak kostan berbeda, kita yang harus masak sendiri atau membeli makanan siap jadi. Kalau masak sendiri lebih repot, namun lebih hemat dan bersih. Tetapi kalau beli, maka lebih cepat, tidak usah repot dan bingung, serta efesiensi waktu. Tetapi lebih mahal dibandingkan dengan masak sendiri. Makanan juga berhubungan erat dengan budget uang saku kita. Jika makanan kita enak-enak terus maka kantong kita juga cepat menipis. Oleh karena itu, dalam hal makan, kita juga sangat perlu menghemat serta menyesuaikan bugdet uang saku kita.

3. Kesehatan
Ketika kita kost,kita tidak diperhatikan oleh orang tua, Kesehatan kita juga sulit diperhatikan oleh orang tua, hanya kita sendiri yang menjaga diri kita. Ketika kita sakit, maka orang tua tidak dapat langsung merawat kita. Mungkin hanya teman kost atau bapak atau ibu kost. Oleh karena itu kita harus pandai-pandai menjaga kesehatan kita. Contoh konkritnya adalah soal menjaga makanan dan memperhatikan dan merawat fit nya tubuh kita. juga kamar kost kita yang perlu dibersihkan.

4. Manage waktu
Ketika kita tidak tinggal orang tua, kita akan lebih bebas. Kita menjadi tidak diatur oleh orang tua. Anak kost harus pandai memanage waktu yang ada agar waktu tidak sia-sia terbuang. Pertimbangan terhadap setiap kegiatan. Apakah itu perlu atau tidak. Seperti antara jalan-jalan ke mall atau belajar. Jalan2 ke mall menghabiskan waktu serta uang, belajar menambah ilmu dan meningkatkan prestasi. Namun,bukan berarti tidak boleh jalan-jalan untuk refreshing, tetapi yang wajar sajalah.


Beberapa tips anak kost berkaitan dengan menghadapi kesulitan di atas :
1. Buat pembukuan atau planning untuk budget uang saku atau gaji.
2. Selalu berhemat tetapi tidak kikir.
3. Makan makanan yang bersih, bila ada waktu masak sendiri untuk menghemat.
4. Makan makanan 4 sehat lima sempurna, yang tidak harus mahal
5. Jaga pola dan kebersihan serta gizi makan, jangan sampai sakit menyerang
6. Kurangi jajan.
7. Teratur berolahraga
8. Bila ada tanda-tanda sakit, cepatt-cepat istirahat ataupun minum obat atau ke dokter.Jangan sampai sakitnya menjadi berat dan parah
9. Istirahat yg cukup, tidak usah begadang untuk hal yang tidak perlu
10. Pandai mengatur waktu
11. Prioritaskan belajar atau hal-hal yang dianggap penting
12. Pertimbangkan tiap kegiatan, apakah ada manfaatnya atau tidak.

Sumber : pengalaman telah 4 bulan menjadi anak kost..wkwk..