3
level dari kesadaran menurut Jung:
a. Consciousness
and the ego
Menurut Jung, consciousness dan ego
tidak saling berhubungan, Jung memandang
ego adalah pusat daripada consciousness, tetapi bukan pusat dari kepribadian.
Ego akan bersatu dengan self, yang adalah pusat dari kepribadian dan yang tidak
sadar (unconscious). Oleh karena itu, aspek kesadaran (consciousness) berperan
sangat kecil dalam analytical psychology
b. The
personal unconscious and it’s complex
Personal
unconscious berfungsi untuk mengumpulkan semua
pengalaman yang ter repress, terlupakan atau yang tersublimasi dari seseorang
individu. Terdiri atas memori ter-repress
yang belum dewasa, kejadian yang terlupakan, dan pengalaman yang berada di
bawah level kesadaran. Personal
unconscious ini dibentuk oleh
pengalaman individual dan oleh karena itu unik. Beberapa gambaran dalam personal unconscious ini ada yang dapat
dengan mudah diingat, sulit ataupun
dibelakang kesadaran. Isi-isi dari personal
unconscious dinamakan kompleks-kompleks (complexes) . Kompleks adalah
sebuah sebuah konglomerasi emosi kuat yang berasosiasi dengan ide-ide.
Contohnya, pengalaman seseorang terhadap ibunya dapat menjadi terkelompok di
sekitar pusat emosi. Kompleks-kompleks sangat bersifat personal, namun mereka
dapat berasal dari pengalaman kolektif kemanusiaan.
c.
cc.Collective
Unconscious
Ide yang kontroversial dari Jung,
menyatakan bahwa collective unconscious berasal dari nenek moyang kita
sebelumnya. Jung menyatakan bahwa kultur di dunia hampir sama karena adanya
satu nenek moyang. Collective unconscious ini tidak dorman tetapi aktif dalam
mempengaruhi pemikiran, emosi serta aksi seseorang. Collective unconscious ini
tidak menekankan pada pewarisan tetapi pada kecenderungan bawaan dalam kita
setiap kali pengalaman merangsang respon
biologis yang diwariskan. Contohnya, seorang ibu akan memberikan kasih sayang
kepada anaknya yang baru dilahirkan. Respon ini
adalah bawaan yang berpotensi atau diwariskan, tetapi dibutuhkan
pengalaman individu sebelum itu aktif.
Archetypes
Archetypes adalah suatu gambaran kuno yang diperoleh
dari collective unconscious. Hampir sama seperti complexes yang berhubungan dengan emosi intensif. Archetypes ini
berbeda dengan instinct yang
didefinisikan Jung sebagai impuls fisik yang tidak sadar dan dinyatakan melalui
aksi. Jung memandang archetypes ini
sebagai pasangan fisik dari instinct.
Archetypes dan instinct ini adalah dari
ketidaksadaran dan keduanya dapat menguatkan kepribadian. Archetypes ini
memiliki basis biologis tetapi sebenarnya berasal dari pengalaman-pengalaman
yang diulang oleh nenek moyang manusia. Ketika pengalaman manusia
berkorespondensi dengan gambarn primodial yang laten, maka archetypes akan
aktif. Archetypes ini sangat banyak dan berpotensi muncul.
Archetypes ini tidak bisa diwakili secara langsung,
tetapi ketika aktif, ia akan mengekspresikan dirinya melalui beberapa bentuk,
seperti mimpi utama, fantasi, dan delusi. Mimpi adalah sumber utama dari
archetypal materi. Mimpi ini dapat menghasilkan motif-motif yang tidak
diketahui oleh subjek yang adalah pengalaman pribadinya.
Beberapa konsep dari archetypes :
a. Persona
Orang-orang
di dunia ini memakai persona
(topeng). Jika kita terlalu tahu dengan persona kita, maka kita akan tinggal
tidak sadar terhadap individualitas dan terhalang untuk mendapatkan self-realization . Jika kita terlalu
mengidentifikasi persona kita, maka kita akan kehilangan kontak dengan diri
yang ada di dalam dan tetap bergantung pada harapan masyarakat pada kita.
Supaya tetap sehat, kita harus menyeimbangkan antara permintaan lingkungan dan
apa kita adanya. Ketika kita tidak menghiraukan persona kita, maka kita akan
menjadi boneka masyarakat, tetapi ketika kita terlalu fokus pada persona kita,
maka kita meremehkan pentingnya lingkungan kita.
b. Shadow
Shadow
adalah sebuah jenis archetypes dari kegelapan dan repressi yang
merepresentasikan kualitas yang tidak
ingin diakui dan kita berusaha untuk menyembunyikannya dari diri kita sendiri
dan orang lain. Jung mengatakan bahwa
kita harus mengetahui bagaimana cara kita berjuang melawan shadow ini. Kita lebih mudah memproyeksikan keburukan dari
kepribadian kita kepada orang lain, yang kita tolak untuk kita lihat pada diri
kita. Kita tidak sadar akan shadow kita
tetapi kita lebih sering sadar akan sisi baik dari kepribadian kita. Orang yang
tidak pernah menyadari shadow nya
menurut Jung adalah orang yang memiliki hidup yang tragis dan tidak berani.
c. Anima
Jung
percaya seperti Freud bahwa manusia secara psikologis adalah biseksual dan
memiliki sisi feminimitas dan maskulinitas. Sisi feminim dari seorang laki-laki
berasal dari collective unconscious yang
adalah tertinggal untuk melawan kesadaran. Beberapa laki-laki mengenali anima mereka dengan sangat baik sehingga
mereka memerlukan keberanian yang besar dan lebih sulit untuk mengenali shadow mereka. Untuk menguasai anima
ini, laki-laki harus menang terhadap tembok intelektual, menyelidiki secara
jauh dalam ketidaksadaran mereka dan menyadari feminisme dari kepribadian
mereka. Jung percaya bahwa anima berasal dari pengalaman laki-laki yang pertama
dengan wanita seperti dengan ibu, saudara perempuan dan orang yang mereka
cintai yang terkombinasi menjadi satu generalisasi terhadap wanita. Anima ini
juga dapat muncul dalam bentuk mood atau
feeling . Ketika laki-laki sedih, ia
tidak pernah mengakuinya,dimana saat itu, sisi feminitas sedang bekerja dan
laki-laki akan berusaha menjelaskan secara maskulinitas.
d. Animus
Animus
adalah acrchetypes dari wanita yang bersifat maskulinitas. Animus adalah
simbolik dari pemikiran dan beralasan serta dapat mempengaruhi pemikiran
seorang wanita yang sebenarnya bukan punya dia. Dalam menajalankan hubungan
antara laki-laki dan wanita, wanita mempunyai resiko yang diproyeksikan sebagai
pengalamannya dengan ayahnya,saudara laki-lakinya, orang yang ia cintai,
puteranya, ataupun dengan orang yang ia tanpa curiga. Pengalaman personalnya
dengan laki-laki,yang dipendam di dalam personal
unconscious, akan muncul dalam hubungannya dengan laki-laki. Jung percaya
bahwa, animus inilah yang memicu
pemikiran dan opini yang seperti laki-laki,seperti halnya anima bagi laki-laki
dalam hal mood dan feeling.
e. Great
Mother
Konsep
ini ada sisi negatif dan positifnya. Menurut Jung, great mother ini merepresentasikan dua kekuatan, yakni fertilitas
dan pemeliharaan (fertility and nourishment) serta kekuatan dan kehancuran(power
and destruction) pada sisi lainnya. Dia dapat memproduksi kehidupan dan menjaga
kehidupan (fertility and nourishment) dan di sisi lainnya, ia dapat menelan
ataupun mengabaikan anaknya (power and destruction). Ia dapat digambarkan
sebagai pohon, kebun,laut, surga, rumah, negara, gereja, ataupun alat berongga
lainnya pada penggambaran fertility and nourishment,sedangkan pada power and
destruction, dapat digamabarkan sebagai penyihir, ibu tiri, godmother, the Mother
of God, Mother Nature, Mother Earth
f. Wise
old Man
Archetypes
dimana kebijakan, arti dan simbol manusia
adalah pengetahuan yang sudah ada sebelumnya dan bersifat tidak sadar
serta tidak bisa dirasakan melalui pengalaman individual. Politikus yang
bersifat authoritatif tetapi bukan authentik sering kedengaran sensitif dan
bijak kepada yang lain. Architypes ini sering dipersonafikasi sebagai ayah,
kakek, guru, filsuf, doktet, pendeta. Menurut Jung, ia akan muncul seperti
raja, penyihir, dalam dongeng untuk menolong orang yang baik (protagonist).
g. Hero
Hero
adalah archetypes yang direpresentasikan dalam mitos dan legenda sebagai orang
yang kuat dalam melawan kejahatan pada naga, monster, ataupun iblis. Hero mempunyai kelemahan, seorang yang
tidak mempunya ikelemahan tidak dapat menjadi hero. Pada akhirnya, bagaimanapun, seorang hero akan dikalahkan oleh seorang yang nampaknya biasa saja. Contohnya
adalah cerita Achilles. Konsep ini muncul ketika terpesona dengan film tentang
pahlawan, novel, dan program telivisi. Hero
inilah yang serong kali menjadi
model ideal bagi kepribadian. Menurut Jung, hero ini berasal dari awahl sejarah
manusia, dimana mulainya muncul kesadaran
h. Self
Self adalah
disposisi bawaan yang menekankan tiap orang untuk bertumbuh, berkembang,
kesempurnaan serta kelengkapan. Menurut Jung, self ini adalah archetype dari
semua archetypes dan yang paling komprehensif. Self ini menyatukan semua
archetype dalam suatu proses yang dianamakan self-realization. Dia disimbolisasikan sebagai ide seseorang dalam
kesempurnaan, kelengkapan dan keutuhan, tetapi simbol pokoknya adalah mandala, simbol dimana sebuah lingkaran berada di dalam
persegi atau sebaliknya atau berbagai figur konsentris lainnya. Mandala
menunjukan suatu collective unconscious untuk
kesatuan, keseimbangan dan keutuhan.
Self
termasuk
dalam personal unconscious dan collective unconscious. Pada gamabr diatas,
ego (consciousness) ada pada lingkaran luardan hanya bagian kecil dari
kepribadian total. Sedangkan personal unconscious ada pada lingkaran tengah, dan collective unconcious ada pada lingkaran
tengah dalam. Persona, shadow, animus dan anima yang tergambar dalam mandala ini dan mempunyai porsi yang
sama. Setiap archetype ini adalah bagian dari
conscious, collective conscious dan
personal conscious. Pada kebanyakan orang, persona lebih disadari daripada shadow serta lebih mudah diakses.
Self-realization
(individuation)
Self-realization adalah suatu kondisi kesehatan
psikologis yang berasal dari integrasi dari semua aspek kesadaran dan
ketidaksadaran dari kepribadian. Artinya adalah dimana semua komponen psikologi
berfungsi sebagai satu kesatuan dan tidak ada yang diam. Orang yang telah
mencapai self-realization berarti
telah meminimalisir persona, mengenal anima, mencapai keseimbangan antara extrovert dan introvert. Keempat functions tadi
juga telah mencapai posisi superior. Self-realization
ini sangat jarang tercapai dan hanya bisa tercapai oleh orang yang dapat
menyatukan ketidaksadaran mereka dengan kepribadiannya. Keadaan ini tidak
pernah dicapai dibawah tengah hidup, hanya dicapai oelh orang yang dapat
menggantikan ego mereka dengan self.
Orang tersebut harus mengizinkan unconscious
self menjadi pusat dari kepribadian. Orang yang telah self-realized harus dapat menyeimbangkan antara dunia internal dan
eksternal mereka. Kunci dari self-realization
ini adalah keseimbangan antara semua aspek dari kepribadian.
Dynamics
of Personality
Causality
dan Teleology
Jung mengatakan bahwa
moticasi berasal dari causality dan teleology. Jung mengkritik teori dari
Freud yang terlalu menekankan kausalitas(causality) pada masa kecil manusia.
Menurutnya, ada teleology yang merupakan tujuan dari seseorang untuk ke
depannya dan yang sedang memegang masa sekarang.
Progression
dan Regression
Progression
adalah
penyesuaian dunia luar yang melibatkan aliran energi fisik,sedangkan
penyesuaian dengan dunia dalam yang bergantung pada aliran balik dari energi
fisik disebut dengan regression.
Keduanya ini sangat berpengaruh pada pencapaian pertumbuhan individu atau self-realization. Progression cenderung mempengaruhi seseorang untuk bereaksi
konsisten dan yang berdasarkan lingkungan,sedangkan regression diperlukan untuk langkah mundur dalam kesuksesan
pencapaian sebuah tujuan. Regression mengaktifkan ketidaksadaran dan solusi
bagi banyak masalah.
Psychological
Types
Attitudes
Didefinisikan sebagai
predisposisi untuk bertindak dan bereaksi dalam sebuah karateristik tujuan.
Menurutnya, setiap orang mempunyai sisi introvert
dan sisi extrovert
a.
Introvert
Ciri-ciri
dari introvert, yakni :
1. Berorientasi
pada subjektif
2. Fokus
pada kehidupan dalam diri mereka seperti mimpi,fantasi, persepsi individual
mereka.
3. Mempersepsi
dan menyeleksi dunia luar dengan pandangan subjektif mereka sendiri.
b.
Extrovert
Ciri-ciri
extrovert, yakni :
1. Berorientasi
secara objektif
2. Lebih
banyak dipengaruhi oleh dunia luar mereka daripada dunia dalam mereka (inner
world)
3. Bersifat
lebih sosial dan lebih mudah bergaul
Functions
Function adalah
tipe-tipe dari orang berdasarkan fungsi yang sering mereka jalankan dalam
kehidupan sehari-hari
a.
Thinking
Ciri-ciri
:
·
Extrovert
1. Bersifat
objektif
2. Berfokus
pada pemikiran mereka dan menyampaikan pemikiran mereka dalam bentuk abstrak.
Contohnya : matematikawan, akuntan
·
Introvert
1. bereaksi
dengan stimuli luar dan menginterpretasikannya secara subjektif
2. Hasilnya
dapat berupa pemikiran misterius yang sangat individual dan kdang tidak berguna
Contohnya
:filsuf, investor
b. Feeling
Feeling ini berbeda dengan emosi,
pada feeling ini tidak terdapat konten emosi. Feeling adalah evaluasi dari
setiap kegiatan yang disadari
·
Extrovert
1. Objektif
dalam mengevaluasi
2. Mudah
dalam situasi sosial,tahu apa yang harus dikatakan dan bagaimana caranya.
3. Biasanya
disukai orang karena kemampuan sosial mereka
4. Dalam
conform dengan sosialnya, ia dapat berlaku tidak sungguh-sungguh, ataupun
dibuat-buat, atau tidak dapat diharapakan.
Contohnya :politikus,
pebisnis
·
Introvert
1. Subjektif
dalam mengevaluasi
2. Memiliki
hati nurani
3. Mengabaikan
opini tradisional dan kepercayaan, menyelesaikan sesuatu secara berbeda
Contoh : ahli kesenian
c. Sensing
·
Extravert
1. Merasakan
stimuli external secara objektif
2. Sensasi
mereka tidak dipengaruhi besar oleh sikap subjektif mereka
Contoh : wine taster,
tukang cat
·
Introvert
1. Memakai
penilaian subjektif
2. Cukup
egois
Contoh : artis, musisi
klasik
d.
Intuiting
·
Extravert
1. Berorientasi
pada fakta di dunia eksternal
2. Merakasan
secara tidak sadar
Contoh : investor
·
Introvert
1. Dipimpin
oleh ketidaksadarannya yang cukup subjektif
2. Intuisi
subjektid sangat kuat dan dapat mengubah keputusan berskala besar
Contoh : agamawan
Stages
of Development
1. Childhood
a. Fase
anarchic
Kesadaran
yang kacau balau dan sporadis, kadang fae ini masuk ke kesadaran sebagai gambar
yang utama, dan sulit untuk diverbalkan. “Islands of consciousness” mungkin ada
tetapi belum ada koneksi antar pulau
b. Fase
monarchic
Perkembangan
dari ego dan awal dari berpikir logis dan verbal. Anak-anak cenderung melihat
diri mereka secara objektif dalam menilai diri mereka sebagai orang ketiga.
“Islands of consciousness” menjadi lebih besar dan lebih banyak serta adanya ego
primitif. Ego dirasakan sebagai objek, tetapi tidak sadar bahwa ia sendiri
adalah perasa.
c. Fase
dualistic
Ego
menjadi tebagi atas subjektif dan objektif. Anak dapat menyatakan diri mereka
sebagai orang pertama dan menyadari adanya pemisahan individu. “Islands of
consciousness” menjadi tersambung dan dihuni oleh ego kompleks yang menyadari
dirinya sebagai objek sekaligus subjek.
2. Youth
Dari pubertas hingga tengah hidup
dinamakan youth .Mereka akan berusaha
mendapatkan kemerdekaan, mencari teman, membangun keluarga dan mendiami tempat
lain. Di masa ini dimana adanya peningkatan aktivitas, eksualitas, kesadaran, rekognisi masalah yang pada waktu kecil
telah tiada. Kesulitan yang ada adalah mereka sulit mengetahui kesadaran waktu
anak-anak dan menghindari masalah yang pada sekarang ini. Keinginan untuk hidup
pada waktu masa lalu dinamakan conservative
principle
3. Middle
life
Menurut Jung, berada pada 35-40
tahun, dimana perkembangan kehidupan mulai menurun. Jika mereka menahan moral
sosial yang ada pada kehidupan dulu mereka, mereka akan menjadi fanatik dan
kaku dalam mencoba menahan kelincahan dan bentuk fisik mereka. Mereka mungkin
tertekan untuk mempertahankan penampilan dan gaya hidup muda mereka.
4. Old
Age
Pada tahap ini, seseorang akan taku
untuk mati. Jung percaya bahwa kematian adalah tujuan dari hidup
jgn lupa membaca biografi Carl G. Jung ya, biar tahu latar belakang teorinya dan perspektif nya..hehehe...thnx 4 reading...
Sumber
:
Feist – Feist.
2008. Theory of Personality, 7th edition.
United States : Mc Graw Hill
Schultz-Schultz.
2009. Theories of Personality, 9th
edition. United States : WADSWORTH